SOAL M09

 

Soal Pilihan Ganda (20 Soal)

  1. b. Kemampuan suatu proyek atau perusahaan dari segi keuangan

  2. e. Strategi pemasaran produk

  3. e. Semua jawaban benar

  4. a. Kebijakan pembagian laba kepada pemegang saham

  5. c. Aset lancar dan kewajiban lancar perusahaan

  6. e. Perencanaan pajak

  7. e. Semua jawaban benar

  8. a. Memberikan gambaran apakah suatu proyek layak dari perspektif keuangan

  9. c. Rasio-rasio keuangan

  10. a. Memastikan operasi bisnis sejalan dengan perencanaan yang telah ditetapkan

  11. a. Proyeksi pasar yang memengaruhi perkiraan pendapatan

  12. c. Pemilihan teknologi, lokasi, dan skala operasi

  13. e. Keterbatasan dana dapat memengaruhi kualitas produk yang dihasilkan

  14. b. Kewajiban hukum seperti pajak dan perizinan yang memengaruhi biaya kepatuhan

  15. a. Perencanaan pembelian aset tetap jangka panjang

  16. c. Mengevaluasi pengaruh perubahan variabel tertentu terhadap hasil proyeksi keuangan

  17. e. Pesaing

  18. e. Permintaan pasar terhadap produk

  19. b. Mengoptimalkan beban pajak dalam batas ketentuan yang berlaku

  20. c. Menentukan titik impas di mana pendapatan sama dengan biaya


B. Jawaban Soal Uraian/Esai (10 Soal)

  1. Pengertian aspek finansial dan pentingnya dalam studi kelayakan bisnis:
    Aspek finansial adalah bagian dari studi kelayakan bisnis yang menilai kelayakan suatu proyek atau usaha dari sudut pandang keuangan, mencakup kebutuhan modal, sumber dana, proyeksi arus kas, dan keuntungan. Penting karena memberikan gambaran apakah bisnis dapat menghasilkan keuntungan dan memiliki kelangsungan hidup jangka panjang.

  2. Tiga komponen utama aspek finansial:

    • Perencanaan keuangan (misal: merancang kebutuhan modal awal untuk membuka cabang baru)

    • Pengelolaan keuangan (misal: mengatur arus kas dan piutang agar operasional tetap lancar)

    • Evaluasi dan keputusan investasi (misal: memilih proyek yang memberikan ROI terbaik)

  3. Aspek finansial sebagai alat ukur kinerja:
    Kinerja keuangan menunjukkan seberapa efisien dan sehat perusahaan. Contohnya: rasio profitabilitas (ROA, ROE), rasio likuiditas (current ratio), dan cash flow digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban dan menghasilkan keuntungan.

  4. Hubungan aspek finansial dan pasar:
    Aspek pasar menentukan potensi pendapatan yang memengaruhi proyeksi keuangan. Misalnya, pasar yang luas berarti pendapatan tinggi, sehingga proyeksi arus kas meningkat dan kelayakan finansial membaik.

  5. Dampak keterbatasan finansial pada start-up teknologi:
    Start-up dengan dana terbatas harus memilih teknologi murah, membatasi jumlah pegawai, atau menunda ekspansi. Misalnya, keterbatasan modal bisa menghambat pengembangan fitur aplikasi yang diinginkan pelanggan.

  6. Perbedaan ruang lingkup aspek finansial:

    • Perencanaan keuangan: Fokus pada proyeksi dan strategi ke depan (misal: budgeting)

    • Pengelolaan keuangan: Menangani operasional keuangan harian (misal: mengatur kas, piutang)

    • Evaluasi keputusan: Menilai kelayakan investasi (misal: menggunakan NPV/IRR)

  7. Aspek finansial sebagai alat komunikasi:
    Laporan keuangan memberikan transparansi kepada stakeholder. Misalnya, investor menilai kelayakan investasi dari laporan laba rugi dan arus kas. Informasi yang akurat membangun kepercayaan dan kredibilitas.

  8. Perencanaan finansial dan tujuan organisasi:
    Organisasi bisa menetapkan target laba, efisiensi biaya, atau peningkatan nilai saham. Contoh: perusahaan merencanakan laba Rp1 miliar dalam 1 tahun dan menyusun strategi efisiensi biaya operasional untuk mencapainya.

  9. Pentingnya analisis sensitivitas:
    Berguna untuk mengukur dampak perubahan variabel seperti harga bahan baku atau volume penjualan terhadap profit. Misalnya, manajemen bisa mengetahui batas minimum volume penjualan agar tetap untung.

  10. Kaitan aspek finansial dan hukum:
    Proyek harus patuh hukum agar tidak menimbulkan denda atau biaya tambahan. Contoh: biaya perizinan lingkungan, pajak usaha, atau asuransi pekerja harus dimasukkan dalam proyeksi biaya finansial.


Studi Kasus 1 – PT. Maju Bersama (Dikaitkan dengan PT. Smart Safety Industry)

1. Aspek-aspek finansial yang perlu dipertimbangkan dalam keputusan ekspansi:

  • Investasi awal: Rp 50 miliar untuk pembangunan pabrik.

  • Sumber pendanaan: Dana internal vs kombinasi dengan utang.

  • Proyeksi pendapatan dan biaya: Pendapatan Rp 25 miliar/tahun, biaya operasional Rp 15 miliar/tahun.

  • Biaya bunga pinjaman: 12% dari pinjaman jika menggunakan utang.

  • Umur proyek: 10 tahun (pengaruh terhadap depresiasi dan NPV).

  • Pajak penghasilan: 25% dari laba.

  • Cash flow bersih dan payback period.

  • Risiko keuangan dan sensitivitas terhadap penurunan pendapatan/kenaikan biaya.

Catatan: PT. Smart Safety Industry yang bergerak di bidang K3 juga perlu mempertimbangkan hal yang sama apabila ingin menambah lini produksi baru atau memperluas area produksi, terutama terkait capital budgeting dan risiko bunga jika menggunakan pembiayaan eksternal.


2. Kelebihan dan Kekurangan Alternatif Pendanaan

AlternatifKelebihanKekurangan
100% dana internalTidak ada beban bunga, lebih aman, tidak meningkatkan risiko keuanganKesempatan hilang untuk menggunakan leverage, bisa menghambat rencana investasi lain
40% internal + 60% utang bankBisa memperbesar return on equity (leverage), memperluas kapasitas modalAda beban bunga 12% per tahun, meningkatkan risiko gagal bayar jika pendapatan turun

PT. Smart Safety Industry bisa menggunakan skema kombinasi jika ingin ekspansi tanpa menguras seluruh kas internal, namun tetap harus memperhitungkan cost of debt vs return proyek.


3. Dampak Keputusan Pendanaan pada Aspek Lain:

  • Aspek pasar: Beban bunga tinggi dapat menekan biaya promosi atau ekspansi pasar.

  • Aspek teknis: Keterbatasan modal bisa membuat teknologi yang dipilih lebih murah tapi kurang efisien.

  • Aspek manajemen: Penambahan utang memerlukan penguatan sistem manajemen keuangan dan pelaporan.

  • Aspek hukum: Penggunaan pinjaman menambah kewajiban kontraktual (perjanjian hukum dengan bank), serta kewajiban perpajakan dan audit keuangan lebih ketat.


4. Rekomendasi Pendanaan:

Direkomendasikan: Kombinasi 40% dana internal dan 60% pinjaman
Alasan:

  • Proyek menunjukkan potensi arus kas tahunan:
    Laba sebelum pajak dan bunga = Rp 25 miliar – Rp 15 miliar = Rp 10 miliar
    Jika menggunakan utang, biaya bunga: Rp 30 miliar × 12% = Rp 3,6 miliar
    Laba sebelum pajak: Rp 6,4 miliar → Setelah pajak: Rp 4,8 miliar/tahun

  • ROI tetap sehat, dan perusahaan bisa tetap mempertahankan sebagian dana internal untuk likuiditas atau ekspansi lain.


Studi Kasus 2 – Restoran "Cita Rasa Nusantara"

1. Aspek Finansial yang Perlu Dipertimbangkan:

  • Biaya awal investasi: Renovasi + sewa awal

  • Proyeksi pendapatan: Berdasarkan pengunjung × rata-rata pengeluaran

  • Biaya operasional bulanan

  • Payback period (lama waktu pengembalian modal)

  • Kemampuan pendanaan dengan modal Rp 500 juta

  • Arus kas bulanan dan tahunan


2. Analisis Finansial Sederhana

Lokasi A (Mal)

  • Pendapatan bulanan: 100 × 30 hari × Rp150.000 = Rp 450 juta

  • Total biaya bulanan: Sewa Rp75 juta + operasional Rp100 juta = Rp175 juta

  • Laba bulanan kotor: Rp450 juta – Rp175 juta = Rp275 juta

  • Investasi awal: Rp300 juta (renovasi) + Sewa awal 1 bulan = Rp375 juta

  • Payback Period: Rp375 juta ÷ Rp275 juta ≈ 1,36 bulan

Lokasi B (Ruko)

  • Pendapatan bulanan: 70 × 30 × Rp120.000 = Rp 252 juta

  • Biaya bulanan: Rp40 juta + Rp80 juta = Rp120 juta

  • Laba kotor bulanan: Rp252 juta – Rp120 juta = Rp132 juta

  • Investasi awal: Rp200 juta + Sewa awal Rp40 juta = Rp240 juta

  • Payback Period: Rp240 juta ÷ Rp132 juta ≈ 1,82 bulan

Kesimpulan: Lokasi A memberikan laba lebih tinggi dan payback lebih cepat.


3. Aspek Non-Finansial yang Perlu Dipertimbangkan:

  • Aspek pasar: Mal pusat kota berpotensi trafik lebih tinggi → mendukung penjualan.

  • Aspek teknis: Lokasi A mungkin memiliki infrastruktur (AC, keamanan, listrik) lebih baik.

  • Aspek manajemen: Operasional di mal bisa lebih kompleks (jam buka, aturan pengelola mal).

  • Aspek hukum: Sewa di mal mungkin mensyaratkan kontrak ketat, perizinan tertentu.

Aspek ini berpengaruh ke biaya dan risiko, sehingga tetap harus dihitung dalam analisis finansial.


4. Strategi Mengatasi Keterbatasan Modal (Rp 500 juta):

  • Negosiasi termin pembayaran sewa (misal: cicilan 3 bulan)

  • Cari investor tambahan atau pinjaman usaha kecil

  • Mulai dengan kapasitas terbatas (menu lebih sedikit)

  • Gunakan peralatan sewa daripada beli awal


5. Rekomendasi Lokasi: Lokasi A (Mal di Pusat Kota)

Justifikasi:

  • Laba bersih lebih besar

  • Payback period lebih cepat

  • Potensi brand exposure lebih tinggi

  • Meski biaya awal lebih besar, masih dalam batas modal (Rp 500 juta)

Komentar

Postingan Populer